Fungsi umum dari Equalizer adalah untuk memunculkan atau meniadakan frekuensi tertentu. Equalizer secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu Graphic dan ParametricDari gambar 2-53. dapat dilihat bahwa frekuensi dibagi menjadi 10 band yang tetap. Dipilih frekuensi yang diinginkan,lalu mengcut/boost. Cara kerjanya
Gambar 2-53.
frekuensi :
• Center Frekuensi tengah yang ingin di cut / boost
• Gain : jumlah cut / boost dalam satuan dB
• Q Factor : Lebar atau sempitnya bandwith dari frekuensi yang di cut / boost
Q factor: semakin tinggi angkanya, semakin sempit frekuensi.Semakin rendah Qnya, semakin lebar frekuensi yang kena. Selain Bell Shape EQ yang dapat ditentukan Qnya, dikenal juga yang namanya Shelving EQ. Pada shelving EQ, bandwith dan center frekuensi tidak lagi relevan. Sebagai gantinya f dideskripsikan sebagai cut-off frekuensi, dan g adalah slopenya.
Low Shelf EQ : Semua frekuensi dibawah f yang ditentukan akan terkena boost / cut
High Shelf EQ : Semua frekuensi diatas f yang ditentukan akan terkena boost / cut
High Pass EQ : Semua frekuensi dibawah f yang ditentukan akan dipotong / dibuang.
Low Pass EQ : Semua frequency diatas f yang ditentukan akan dipotong / dibuang.
EQ sebaiknya digunakan sesudah proses tracking. Artinya pada saat merekam suatu suara, baik itu vocal, atau gitar, dianjurkan untuk tidak mengEQnya terlebih dahulu. Biasakanlah untuk mencari sound yang terbaik pada saat merekam. Mungkin dengan merubah letak mikropon, mengganti mikroponnya, atau alat musiknya. Yang harus diingat, bahwa tak dapat memboost/cut apa yang tidak ada dari awalnya.
Low Cut Filter: Digunakan ketika merekam vocal dengan jarak dekat. Karena adanya proximity Effect, juga menjaga getaran-getaran seperti dari kaki, AC, dan lain-lain.
Apabila terpaksa meng-EQ lebih dari 9 dB, apabila mungkin, cobalah untuk merubah posisi mikropon atau mentune alat musik untuk mendapatkan sound yang diinginkan.Apabila mendapatkan bagian job mixing sementara yang lain mentracknya, maka mau tidak mau terpaksa menggunakan EQ. Dalam hal ini cobalah untuk menghindari penggunaan lebih dari 9 dB. Penggunaan EQ, terutama saat memboostnya, memiliki efek samping yaitu phase shifting. Lebih baik untuk meng-cut, karena efek sampingnya tidak sebesar mem- boost.
Gunakan "cut" untuk menghilangkan frekuensi yang bermasalah atau membuat sound menjadi lebih baik. Gunakan "boost" untuk merubah warna dari sound.
2.19.2.2.1. Natural EQ
Sebenarnya di alam, frekuensi yang berenergi rendah adalah high frequency. Akibatnya pada jarak yang jauh, yang pertama kali hilang adalah high frekuensinya. Sebagai contoh: apabila seseorang mendengar suara drum dari ruangan sebelah, suara kick drum ( low frequency) dapat menembus tembok karena memiliki energi lebih dibandingkan dengan suara cymbal (High Frequency). Teori ini dipergunakan sewaktu mixing dan ingin membuat beberapa instrument terdengar lebih jauh.
2.19.2.2.2. Penggunaan EQ
Penggunaan EQ sebenarnya dapat menurunkan kualitas dari sound. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk mencari sound yang diinginkan dari awalnya. Ingatlah bahwa tak dapat meng-cut atau boost frekuensi yang tidak ada dari awalnya. Sebagai contoh, apabila seseorang menaruh bantal diantara beater kick drum dan mikropon, maka bagaimanapun anda mem-boost atau meng-cut frequency, maka tetap tak akan mendapatkan sound yang diinginkan.
Jangan meng-EQ instrumen untuk menjadikannya terdengar enak dalam solo, tetapi bagaimana membuat instrumen itu terdengar baik di dalam mix. Contoh : Full Range gitar solo terdengar enak waktu solo, tapi mungkin akan menabrak instrumen lain dalam mix.
EQ biasa digunakan untuk:
• Merubah warna dari sound
• Memisahkan dua instrument yang frekuensinya bertabrakan
• Menyingkirkan frekuensi kotor yang mengganggu
• Mastering
• Meredam feedback
Frequency EQ dapat dibagi atas:
• Very Low yaitu dari sekitar 80 Hz kebawah
• Low sekitar 80 Hz - 350 Hz
• Low Midrange sekitar 350 Hz - 2 kHz
• High Midrange sekitar 2 kHz - 6kHz keatas.
• High yaitu sekitar 6 kHz