Senin, 10 September 2012

Kerusakan Pada Panasonic dll


>Tegangan output regulator over.
Jika ini tidak segera diatasi akan mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang lebih fatal. Kerusakan ini dapat kita ketahui dengan gejala-gejala awal sbb;
- Saat pertama tv dihidupkan tidak segera menagkap siaran, baru setelah beberapa saat normal. Hal ini disebabkan kurang stabilnya tegangan supply untuk VT tuner akibat overnya tegangan out put regulator saat pertama dihidupkan.
- Shortnya ZD pada teg Supply untuk VT tuner, jika ini terjadi maka saat tv kita onkan tv tidak mau hidup dan ada bunyi "ngiiik".
Untuk mengatasi problem regulator over ini kita harus mengganti semua elco yang nilainya 47 mikro pada rangkaian regulator. Jika elco telah kita ganti tegangan tetap over maka, cek resistor826 yang nilainya 22ohm, biasanya putus.

>Relay bunyi "ceklek-ceklek", tv tidak mau on.
Kerusakan biasa terjadi pada R803 yang nilainya 470k.

>Disearching lewat, difine-tuning bisa.
Cek teg pada AFT out pin 30 IC AN5192K, jika tak ada tegangan, biasanya ZDnya short.

>Jika terkena gambar yang terang(terlalu kontras) tv mati, led merah hidup.
R525 putus, nilainya 22k.

>Gambar normal tidak ada suara, IC audio normal. Ini sering kali terjadi.
kerusakan dioda disebelah IC audio, letaknya dipinggir PCB, ganti dengan D 4007.

>Untuk masuk kemenu servis mode: tekan V- pada tv dan Disply pada remot, untuk keluar tekan "N"(normal) pada remot

DATA SERVICE FACTORY MODE TV CINA WANASONIC

Rabu, 21 April 20101. Dari remote tekan tombol didalam lubang (disebelah kanan bawah) berulang ulang 2-3X atau Tekan tombol MENU berulang kali sampai pada posisi SEARCH / CARI SALURAN tekan tombol P+ / P- untuk memilih TARGET POS. Tekan angka 2483 atau 6483 atau 6568 atau secara berurutan, maka F0 akan tampil.

Pada posisi F MODE:

Gunakan tombol P+ / P- dan V+ / V- untuk memilih dan merubah nilai yang diinginkan.
Gunakan tombol 1-7 untuk masuk ke menu DATA SERVICE F1-F7
Gunakan tombol sleep untuk menampilkan 4 jenis TEST SIGNAL (BLACK, WHITE, BOX PATTERN)

Untuk keluar dari DATA SERVICE F MODE tekan D
ISP berulang ulang

2. untuk akses F8-F15, pada posisi F7, tekan 2483 atau 6483 atau6568.

3. untuk akses F16, pada posisi F8, tekan 6484, adjust VCEN ke 20, apabila untuk mengatasi blocking hitam pada bagian bawah layer, pada CRT 14”-21”/ 25”-34”.

PETUNJUK UNTUK SETING LOGO DISPLAY:


1. Pada posisi audio video (A/V), teka kode 2483 atau 6568. gunakan tombol MENU dan P+,P-, V+,V- untuk pengaturan setting LOGO.

2. Setelah selesai tekan tombol DISP 1X untuk menyimpan logo.

PETUNJUK UNTUK GAMBAR TERKUNCI ATAU CHILD LOCK:


Untuk menghilangkan posisi gambar ter-KUNCI, tekan tombol CALL 1X, kemudian tekan dan tahan tombol CALL untuk kedua kalinya lagi sampai gambar KUNCI dilayar hilang.
Tekan dan tahan tombol CALL slama kurang lebih 7 detik, dan lepaskan, maka layer akan terkunci dengan ditandai gambar KUNCI disebelah kiri bawah layar.

INFORMASI DETAIL UNTUK FACTORY SETTING WARNA GAMBAR DI F2:
RC32 GC32 BC32 GD64 BD64 SB-10 PV0

F0 / FACTOR SETTING 1


Setting Default Sharp Q Vision

V00 cut off/bkgd:v31+6.V-linearity offset:v30- 10.V-linearity:v29-4.Vs-correct offset:v 28-42.Vs correct:v27-127.Sub bright yup:v26 -100.Sub-cont yup:v25.Cut off/bkgd yup:v24-7.S trap-574:v23-7.S trap m:v22-7.S-trap DK:v21-7.S trap1:v20-7.S trap BG:v19+5.H shift 60:v18-1.V shift 60:v17+2.V size 60:v16-60.Sub vol:v15-38.Scm bb:v14 32.Scm br:v13 8.H shift:v12-2.V shift:v11-35.V size:v10-63.Sub-tint-yup:v09-90.Sub-col-yup:v08-40.Sub shp:v07 57.Sub tint:v136-131.Sub bright:v05 63.Sub col:v04 115.Sub cont:v03 3.H-vco:v02 31.VIF-vco:v01 50.Rf AGC:32

SKEMA ALTERNATIF PENGGANTI KRISTAL KERAMIK UNTUK SIF PADA TA8690AN

Minggu, 18 April 2010Pernahkah pembaca menemui tv yang menggunakan TA8690AN pada sistem SIF-nya (FM detector) menggunakan kristal keramik (ceramic resonator) 5.5Mc (2 kaki). Berdasarkan pengalaman penulis, banyak merk tv jadul yang menggunakan ic TA8690AN pada sistem detektor fm-nya menggunakan kristal tersebut (contoh: Akari dan Goldstar).

Jika ceramic resonator tersebut rusak (tidak bisa beresonansi), menyebabkan hilangnya suara pada TV bersangkutan (walaupun speaker, volume, av switch dan audio amplifier masih bagus). Di beberapa daerah, misalnya ditempat penulis, tidak ada toko yang menyediakan spare part tersebut. Alhasil, dengan sedikit modifikasi akhirnya bayaran juga.

Seperti halnya resonator, sebagai pengganti ceramic resonator tersebut dapat digunakan rangkaian resonansi paralel (LC). Penulis menggunakan trafo IF untuk tuner FM (bisa ditemukan di bekas tuner umumnya berwarna dasar oranye/jingga), kadang juga menggunakan trafo IF untuk detektor suara pada IF FM (warna biru).

Sebagai ilustrasi, penulis mengambil contoh skema tv Goldstar, detailnya sebelum dan sesudah modifikasi sebagai berikut :


Yang perlu diperhatikan adalah nilai C tambahan pada trafo IF yang dipakai (30 s/d 50pF) sedangkan C dalam trafo IF tidak dilepas (biarkan saja), kapasitor tambahan tersebut dimaksudkan untuk menurunkan frekuensi resonansi dari LC/trafo if, yang sebelumnya diset sekitar 10,7MHz menjadi sekitar 5,5 MHz. Tidak ketinggalan juga, body trafo IF harus dihubungkan kegron dengan sempurna. Setelah terpasang, taruh posisi volume di tengah-tengah, pilih channel TV, silahkan adjust IFT tersebut hingga didapatkan suara yang terbersih.

Anda bisa juga membuat rangkaian SIF eksternal menggunakan rangkaian IF FM yang ada di toko2 (biasanya pakai LA1260), caranya : ganti CF 10.7Mc dengan CF 5.5Mc, tambahkan C senilai 30 s/d 50pF pada lilitan IFT (diparalel), hubungkan input (CF5.5Mc) ke output video (VIF out) sebelum filter video (CF5.5Mc paralel dengan Lilitan), hubungkan output ke audio amplifier, terakhir, adjust IFT hingga ditemukan suara terbersih. Jika kesulitan masalah Volume, gunakan audio amplifier dengan AN5265 untuk audio amplifiernya (tersedia pin DC volume control pada ic tersebut).

SETTING AFT ( AUTOMATIC FINE TUNE )

Dalam blok skema rangkaian televisi terdapat AFT (Automatic Fine Tune), berfungsi untuk mengunci channel/gelombang yang tertala/tertangkap oleh tuner. Sebelum lebih jauh mengulas tentang AFT, pada tuner TV terdapat pin VT, yaitu pin yang berfungsi sebagai pin masukan untuk tegangan kontrol tuning (untuk menggeser frekuensi tuning/talaan). Juga terdapat pin AFT yang berfungsi untuk menggeser “sedikit” (naik atau turun) terhadap frekuensi yang ditala oleh pin VT.
Untuk membatasi topik, AFT yang akan diulas di sini adalah AFT yang terdapat pada sistem Video IF dan hubungannya dengan IC program TV. Bukan pin AFT yang terdapat pada tuner.

KERUSAKAN TV YANG BERHUBUNGAN DENGAN AFT

Beberapa kerusakan yang diakibatkan oleh bagian AFT yang tidak normal antara lain :

  1. Channel/gelombang yang tertala bergeser sendiri secara perlahan (bukan berpindah channel memory) dimulai dengan hilangnya gambar/suara atau sebaliknya. Kerusakan yang sama juga dapat disebabkan oleh tuner yang tidak normal/rusak (pin AFT tuner terganggu atau tuner itu sendiri).
  2. Channel/gelombang yang tertala tidak bisa dimemory/disimpan, karena channel selalu bergeser (drifted).
  3. Ketika Auto Search tidak bisa berhenti sendiri/berganti nomor channel ketika mendapatkan sinyal TV (jalan teruuus) dan tidak bisa disimpan. Kerusakan yang sama juga dapat disebabkan oleh IC program yang tidak normal, tetapi kasus ini jarang sekali ditemui.
  4. Tidak sesuainya pertemuan hasil VIF dan SIF yaitu suara dan gambar, misalnya gambar bagus tapi suara hilang atau sebaliknya.

Cara kerja AFT mirip dengan cara kerja osilator PLL (phase locked loop), banyak sekali referensi yang mengulas tentang PLL, jadi penulis tidak menerangkan masalah PLL disini. Ilustrasi cara kerja beserta keterangannya di bawah ini :



  1. IC program mengeset atau mengontrol tegangan VT untuk menala tuner pada frekuensi/channel tertentu.
  2. Setelah tuner menerima frekuensi pancaran dari pemancar TV, tuner menghasilkan frekuensi IF (intermediate frequency) yang langsung diumpankan ke ke input rangkaian Video IF melalui SAW filter. Umumnya frekuensi IF out dari tuner sebesar 38,9MHz.
  3. IF yang diterima kemudian diproses untuk diurai menjadi output video oleh rangkaian Video IF (VIF). Output video hasil proses tersebut didalamnya masih membawa frekuensi signal audio. Untuk menghasilkan audio/sound dalam sinyal video tersebut digunakan rangkaian Sound IF (frekuensi IF untuk suara tergantung dari jenis formatnya, untuk sistem BG menggunakan 5,5MHz). Karena sinyal video hasil pemrosesan VIF didalamnya masih terdapat “suara”, maka sebelum dimasukkan ke rangkaian penguat video berikutnya (chroma/jungle) sinyal video tersebut harus difilter terlebih dahulu untuk menghilangkan/menekan “suara” yang dibawa. Umumnya menggunakan filter yang terdiri dari ceramic filter (CF) dan induktor/lilitan.
  4. Fungsi dari AFT out dari rangkaian VIF adalah untuk “memberitahu” kepada IC program tentang adanya sinyal yang tertangkap. Jika tegangan dari AFT out telah sesuai dengan yang diharapkan oleh IC program, IC program akan berhenti untuk mencari gelombang/channel secara otomatis.
  5. Selain digunakan untuk “pemberitahu”, AFT OUT juga digunakan sebagai pintu untuk menyensor pergerakan/pergeseran frekuensi yang ditala oleh tuner oleh IC program.
  6. Jika IC program mendeteksi adanya pergeseran, secara otomatis IC program akan berusaha untuk “mengembalikan” frekuensi ke frekuensi semula dengan mengubah tegangan VT (menaik-turunkan tegangan VT).

ADJUSMENT (PENYETELAN)

Karena fungsi dan cara kerja untuk beberapa merk TV sebagian besar sama, maka penulis hanya akan mengulas cara setting untuk AFT/VIF yang menggunakan IC dengan type TA8690AN dan TDA8360/1/2 karena setahu penulis IC tipe tersebut banyak digunakan.
Sebelum proses penyetelan, diharapkan semua komponen sudah dicek mulai dari tegangan 33V (harus betul2 stabil dan bersih dari ripple), rangkaian VT mulai dari pin/kaki VT IC program hingga kaki VT tuner, dan sensor AFT dari pin/kaki AFT IC program ke ic Chroma. Termasuk PCB dan kotoran/debu yang dapat mengganggu sinyal listrik. Karena kerusakan AFT sangat jarang disebabkan oleh tidak normalnya trafo IF. Jadi setting VIF/trafo IF hanya merupakan “jalan terakhir”.

SETTING AFT TA8690AN

Pin AFT out pada IC type ini pada pin nomor 48. Ketika ada sinyal yang tertala, pin ini mengeluarkan tegangan AFT. Sebagai referensi, penulis menggunakan sasis kepunyaan TV merk Goldstar (GS8334-03).

Langkah-langkahnya :



  1. Ubah/modifikasi rangkaian seperti pada skema di atas (kanan), skema yang kiri merupakan skema asli pada umumnya.
  2. Colokkan antenna, hidupkan tv, kemudian cari gelombang dengan memutar-mutar potensio (dengan hati-hati).
  3. Tes tegangan yang keluar dari pin AFT out (pin48), tegangan pada pin tersebut akan mengikuti/menandai adanya sinyal/gelombang yang diterima. Jika tegangan pada pin tersebut tidak bisa berubah berdasarkan channel/gelombang, kemungkinan IC atau trafo IF bermasalah.
  4. Jika sudah menerima siaran, turunkan AGC hingga gambar yang ditampilkan sedikit “bersemut” tetapi warna masih ada. Cara menurunkan AGC dengan memutar trimpot AGC.
  5. Dengan jarum multitester masih terhubung dengan pin 48, set/adjust trafo IF (PIF tank yang terhubung dengan pin 45 dan 46) dengan hati-hati sambil mengamati jarum multitester, adjust hingga mendapatkan tegangan AFT yang TERTINGGI dengan gambar dan suara yang terjelas. Trafo AFT tank pada pin 47 dibiarkan terlebih dahulu.
  6. Lepas potensio tuning dan kembalikan lagi skema seperti sebelumnya. Lanjutkan dengan proses Auto Search. Jika sudah normal, berarti sudah cukup sampai disini (lanjutkan dengan menaikkan AGC kembali).
  7. Jika belum normal, kembalikan tuning dengan menggunakan potensio dan tala pada gelombang tertentu.
  8. Tes tegangan AFT pada pin 48, set trafo AFT tank hingga didapatkan tegangan kira-kira 3 / 4 dari tegangan tertinggi (misalnya tegangan tertinggi=6,4V maka set pada tegangan sekitar 4,5V). Untuk referensi, tegangan AFT pada TV goldstar sebesar 3,2V.
  9. Lepas potensio tuning, kembalikan rangkaian seperti normalnya, lanjutkan dengan proses Auto Search. Dengan peralatan minimal, Anda bisa coba-coba dengan menggeser/menset secara hati-hati trafo AFT tank hingga proses Auto Search dapat berjalan normal (nomor channel dapat berganti otomatis berdasarkan siaran yang diterima). Kalau perlu, proses Auto Search dan set trafo AFT tank bisa diulang-ulang.
  10. Jika sudah beres, jangan lupa mengeset lagi AGCnya.

SETTING AFT TDA8360/1/2

Pada TDA8360/1/2 sensor yang dipakai adalah pin AFC output (pin 44) dan pin Video Identification output (pin4). Cara kerja pin AFC output sama dengan pin AFT output pada TA8690AN dan cara kerja pin 4 yaitu untuk mendeteksi adanya sinyal video, jika ada sinyal video pin 4 bertegangan tertentu (logik Hi) dan sebaliknya.
Sedangkan langkah-langkah settingnya tidak jauh berbeda dengan TA8690AN, perbedaannya, Anda harus mengeset tegangan pin AFC (pin 44) pada tegangan normalnya (6V) dan tegangan pada pin 4 pada level tinggi (ada video yang terdeteksi).

CATATAN

Pada tuner yang sudah menggunakan pin SDA dan SCL untuk kontrol tuning/frekuensi, TIDAK memerlukan sistem AFT karena tuner yang dimaksud sudah menggunakan sistem PLL (sudah mempunyai frekuensi referensi sendiri dan sulit sekali bergeser frekuensinya). Karena sistem yang digunakan PLL, Anda tidak perlu mengeset/memprogram ulang channel jika ada penggantian tuner.

Problem Goldstar

Sabtu, 10 April 2010
Tidak ada suara, disearching lewat, rusak tr ID, letaknya disebelah ic memory

Tidak warna, AV juga tidak warna, rusak c534(bentuk fisiknya seperti R10k).

Tak ada gambar dan suara, OSD normal, audio out ada, video out tak ada, rusak Q202 ,(dr pin43 ic TA8690AN,PIF).

Tak ada gambar(polos) suara normal, c501 short(pin 54 IC TA8690AN).

Problem TV Detron

Gambar polos suara normal, ganti IC memory TC89101P(hrs asli).

Detron model-2065:
Tr horisontal sering putus,ganti c462 6,6nf(pd colektor tr h).
Bisa on tak bisa off, periksa Q506,Q505,Q507

Problem Digitec

Digitec DM142021,MN152451FEL:
-Tegangan vt tak mau jalan, rusak R734 33k.
-Contras tidak fungsi, rusak R345 220k, R436 10k(dari abl).

Digitec TDA8361:
-Saat pertama on gambar normal, kemudian gambar menciut trus garis horisontal kanan-kiri kurang, tegangan 8v kurang, cek rangkaian supplynya.
-Gambar kadang-kadang tidak nangkap siaran(teg agc 0),vertikal melipat bagian bawah,lama-lama kadang normal, C202 22nf agak short (pin 52 IC TDA8361).

Digitec super ninja:
Warna hilang, pin21 IC TA8690AN ada r10k trus diseri dgn R10k ke gnd, R10k yang ke gnd ganti dengan 5k.

Digitec 143031B
-tidak nangkap siaran, Tr303, Tr309
-Osd tak ada, Tr712.

Digitec DN1411M:
Gambar normal suara tidak ada(kresek-kresek), tapi kadang suara normal, rusak ZD 8v pada pin55 IC STV2286.

Digitec HBM-00-02:
Tidak ada gambar, hanya ada garis arah horisontal pada bagian bawah layar, IC program rusak.

Digitec ichiban DC1402K:
-Gambar seperti agc terlalu besar.
-Disearching lewat.
-AV in ok.
Rusak c133 2,2/50v, pd pin53ic TDA8841, agc.

Panasonic Gambar Redup

Panasonic jenis ini sering mengalami kerusakan khas.
kerusakan ini disebabkan oleh rusaknya resistor 525 dengan nilai 137k ohm,yaitu resistor pada abl dari B+.


Gejala-gejala yang dapat kita lihat akibat dari rusaknya Resistor 525 ini adalah:
- gambar kelihatan redup.
- jika terkena gambar terang gambar langsung garis horisontal(seperti kerusakan rangkaian vertikal.
- secreen dibuka gambar garis, secreen dikecilkan gambar redup tapi normal.

Jika anda menemui problem seperti diatas maka satu-satunya solusi segeralah ganti R525

Problem-problem Panasonic Alfa Gold

>Tegangan output regulator over.
Jika ini tidak segera diatasi akan mengakibatkan kerusakan-kerusakan yang lebih fatal. Kerusakan ini dapat kita ketahui dengan gejala-gejala awal sbb;
- Saat pertama tv dihidupkan tidak segera menagkap siaran, baru setelah beberapa saat normal. Hal ini disebabkan kurang stabilnya tegangan supply untuk VT tuner akibat overnya tegangan out put regulator saat pertama dihidupkan.
- Shortnya ZD pada teg Supply untuk VT tuner, jika ini terjadi maka saat tv kita onkan tv tidak mau hidup dan ada bunyi "ngiiik".
Untuk mengatasi problem regulator over ini kita harus mengganti semua elco yang nilainya 47 mikro pada rangkaian regulator. Jika elco telah kita ganti tegangan tetap over maka, cek resistor826 yang nilainya 22ohm, biasanya putus.

>Relay bunyi "ceklek-ceklek", tv tidak mau on. Kerusakan biasa terjadi pada R803 yang nilainya 470k.

>Disearching lewat, difine-tuning bisa. Cek teg pada AFT out pin 30 IC AN5192K, jika tak ada tegangan, biasanya ZDnya short.

>Jika terkena gambar yang terang(terlalu kontras) tv mati, led merah hidup. R525 putus, nilainya 22k.

>Gambar normal tidak ada suara, IC audio normal. Ini sering kali terjadi. kerusakan dioda disebelah IC audio, letaknya dipinggir PCB, ganti dengan D 4007.

>Untuk masuk kemenu servis mode: tekan V- pada tv dan Disply pada remot, untuk keluar tekan "N"(normal) pada remot.

PROTEKSI PADA TV FLAT SANYO SLIM

Jumat, 09 April 2010Generasi terbaru tv sanyo berlayar CRT flat atau standard.menggunakan IC utama (MCU) seri: LA 769XX.yang secara internal mirip prossesor..dan kelebihan sekaligus kekurangan pada system rangkaian tv yg menggunakan IC ini adalah adanya sistem proteksi yang cara bekerjanya mengidentifikasi konfigurasi seluruh rangkaian berdasarkan parameter2 yang di tanam dalam ic memorinya..jika pada saat start, ada kelainan parameter tersebut (misal : besaran AGC, frekwensi horisontal,linearitas vertikal) nya berbeda ,maka secara otomatis IC ini akan memproteksi diri pada keadaan standby..dan baru akan menyala kembali kalau rangkaian sudah terkoreksi sebagaimana mestinya.
Pada kasus TV Flat sanyo CG21XS2..pesawat ini selalu balik ke posisi standby terus bila akan dinyalakan..padahal semua tegangan ,baik B+ nya ataupun teg.Vertikal bahkan 15Vnya juga normal..tetap saja tv selau protek.
ternyata disebabkan kondisi flyback-nya ada sedikit masalah kecil..perubahan kapasitas capasitor internal FBT..menjadikan output tegangan baik untuk heater dan ABLnya berubah,meskipun hanya sedikit sekali.
sedikit trik bisa membantu masalah ini ,dengan cara meng-cut (memutus) jumper J830..yang menuju pin 23 dari IC LA76938 ( pin ini dinamakan: INT1/P.0) salah satu pin untuk mendeteksi / mengontrol bagian horisontal.
spontan TV akan start seperti sediakala..jika mata anda tajam akan terlihat gambar seperti kekurangan tegangan untuk Video out/180-200V.
jika anda mendapat kan kasus TV sanyo seperti ini ,tidak ada salahnya gunakan trik seperti ini.untuk memastikan bahwa tv tidak terproteksi .

PROBLEM KLASIK TV POLYTRON MINIMAX series

TV POLYTRON MINIMAX series mempunyai masalah klasik, yaitu kerusakan yang pertama kali terjadi sejak tv baru di operasikan / dibeli.
Mulai generasi minimax produsen polytron ( PT.Hartono istana electronic ) membuat rancangan power supply jenis baru dari yg sebelumnya menggunakan TR reg type: D1877/78 dengan rangkaian baru menggunakan trafo jenis baru dan transistor power reg. nya berjenis FET yaitu :FS5KM/FS 7UM / FS 10UM.
Masalah yg sering terjadi pada regulator jenis ini adalah : kalau boleh saya katakan "cacat produksi " karena pada komponen regulator untuk mensupply tegangan driver horisontalnya menggunakan kapasitas 10uF/63Volt.Padahal kalau kita lihat di mainboard nya, ukuran untuk kapasitor ini cetakan nomor komponen dan jarak kaki kapasitor tersebut seharusnya menggunakan kapasitas yg lebih besar lagi ( contoh pada type MINIMAX MX 1452 MG ) terlihat di kapasitor nomor : C 507 ( 10uF/63V).
Akibatnya kadang terjadi drop supply tegangan 50Volt untuk driver horisontal setelah melewati dua buah resistor 470 ohm/2watt ke tarfo driver horisontal.menyebabkan kondisi pesawat TV selalu dalam keadaan standby.
Inilah kerusakan yg sering terjadi dan pertamakali sebelum kerusakan yg lain.
Jika anda mendapatkan kasus seperti ini dimana kadang tv sangat sulit dinyalakan,meskipun pada kondisi tertentu bisa hidup,tapi lebih sulit menyala,maka ikuti tip's saya berikut ini.
Ganti kapasitor tersebut ( c507 pada seri MX1452MG) atau sangat mudah anda cari untuk type yg lain, yaitu elco yg terdekat dengan dua buah elco besar ( 1000 uF/50v) di depan regulator berkapasitas 10uF/63V, di ganti dengan elco 100uf/63V atau 100uF/100V.

IC MICOM TIDAK KERJA

Minggu, 04 April 2010sebelum memfonis kalau ic mikom itu rusak ada baiknya yang harus dilakukan adalah memeriksa
Apakah tegangan pada kontrol ON-OF dapat high-low jika tombol pawer ditekan2 jika tidak
1.Periksa tegangan vcc mikom normal 5volt,jika tidak ada kerusakan pada sub power regulator 5volt
2.Periksa tegangan pin reset ic mikom,jika tidak ada kerusakan pada rangkaian mikom
3.Periksa tegangan/frekwensi dengan osiloskop sistem osilator mikom,jika tidak ada tegangan atau frekwensi,kerusakan pada ic atau cristal osilator
4.Periksa mungkin mungkin perintah input kontrol power tidak masuk,periksa key kontrol dan jalurnya mungkin ada yang short atau open
5.Periksa key swich,jalur rangkaian key kontrol matrik,untuk model2yang menggunakan sistem i2c bus pada mikomnya,coba periksa tegangan pada pin CLK atau DATA biasanya short

cara lain
1.mencek jalur 5votl buat vccnya..nah bagaimana klu menentukan vcc nya kalau jalur sangat kecil2/tertutup oleh cat2 putih di pcb atw jalurnya melewati bwah komponen yg ditempel pemasangannya.biasanya saya menandakannya dg adanya elko 16v dan punya kapasitas yg lebh bsar dri yg lain. 2.mencek teg pda kaki data dan scl di ic eepromnya.ada gk teg 4.5voltnya goyang2

RESET:yang saya ketahui ada 2 sistem (bukan hanya di tv saja)
1: berlogika 1 ,pada saat mesin di hidupkan pin reset mendapat
tegangan yang tertunda setelah tegangan B+( B+ dapat tegangan
5V trus setelah itu sekitar satu detik baru reset dapat tegangan),
Pada saat di matikan hilangnya tegangan rset mendahului tegangan B+
2: RESET berlogika 0
kebalikan dari no 1
SDA/SCL: pada saat di hidupkan clk&sda akan berdenyut untuk membaca ic
memory kalau ic memory pada posisi stanby ya ic micom trus stb
teg clk&data langsung 0, kalau memory posisi on clk&data
langsung denyut terus

Untuk jalur yang tertutup cat dengan menaruh lampu di bawah pcb baru jalurnya kelihatan karena cat pcb tembus cahaya

Ciri-ciri Kerusakan Pada Tuner Tv

coba perhatikan pesawat TV anda ,apakah masih ada sedikit saluran yang masih terlihat atau tidak dengan cara berpindah-pindah saluran,terus lakukan langkah berikut ini :
Anda masuk ke MENU lalu ke modus cari (TUNING) manual / semi auto dan bukan fine tuning.coba anda search ( cari program ) dan amati apakah ada saluran atau siaran yang dapat terkunci??Bila tidak , dan siaran terlihat terus lewat tanpa berhenti terkunci, maka kerusakan ada di komponen trafo IF ( 6019, 498U, Eo8L, 9074 dll).Tapi bila siaran berhenti atau terkunci dengan baik maka kemungkinan besar atau bisa dipastikan TUNER rusak.
Tapi apabila setelah pergantian IF sudah benar ,dan siaran TV sudah terisi penuh,matikan TV minimal 1jam.Setel kembali, perhatikan apakah siaran tidak berubah dan tetap bagus seperti pada saat prose searching ,maka selesai .Dan bila ada sedikit perubahan warna atau suara ,berarti tuner mengalami kerusakan dalam hal ini di sebut terjadi pergeseran.Ganti segera tuner.
Komponen Tuner tidak berjalan sendiri.Pastikan supply tegangan untuk tuner adalah normal .Baik untuk VCC-nya (5V/9V/12V) ada dan tegangan 33V untuk tuning ada dan stabil,serta tegangan AGCnya normal sekitar 50-75% dari tegangan catu.
Masalah pada komponen IF menyebabkan TV tidak dapat mengunci, masalah pada tegangan 33V menyebabkan pergeseran siaran atau tidak ada sama sekali jika 33Voltnya tidak ada.
Masalah pada IC program pun bisa menyebabkan tuner tidak bekerja karena setelan besaran tuning ada pada IC program.
Saya rasa cukup untuk sekedar menambahkan pengertian ke arah : ciri - ciri kerusakan pada tuner dan mudah-mudahan sedikit dapat membantu anda.

TV INTEL FREKWENSI BERGESER

Senin, 29 Maret 2010Tv intel ini menggunakan ic croma TA8690, dimana keluhan si empunya tv bahwa pada saat dinyalakan untuk pertama kali gambar tampak normal tapi beberapa detik kemudian gambar jadi meleot2/tidak bisa ditonton.........
pada saat saya coba memang benar pada saat pertama tv on gambar memang tampak normal untuk beberapa detik tapi suara agak timbul tenggelam
aksi pertama yang saya lakukan cek semua solderan..... apabila sudah dirasa ok, coba tv di onkan kemabli dan hasilnya......masih sama seperti semula.
aksi kedua mempraktekan pengalaman teman2 yang sdh di tulis di blog.......hasilnya juga nihil......waktu auto search channel tidak mau pindah.
karena capek coba sana sini belum ada hasil istirahat dulu ahhh..........
pelacakan kerusakan di lanjutkan kembali....coba saya ukur tegangan vt dan tegangan AFT out.
pada channel kosong teg VT menunjukan 0,7v dan AFT OUT 3,2v.......iseng2 saya justment trafo AFT dan teg aft bisa turun ke 1,5v kemudian saya justment trafo IF dan teg bisa 0,7v,coba auto search dan.............hasilnya semua channel bisa tertangkap.
saya sempat kurang yakin saya coba ulangi langkah di atas dan hasilnya memang mak....nyosssssss.......
untuk suara yang timbul tenggelam bisa mengikuti trik kang zaenal.......dengan mengganti kristal 5,5 dengan modifikasi trfo if fm.
salam dan sukses untuk semua....

PENGUAT IF

Penguat IF berfungsi merubah signal if ke signal video dan audio. Signal IF keluaran tuner di saring dengan SAW FILTER masuk ke IC penguat if. Di dalam ic signal di proses, di pisahkan antara signal suara dan gambar.


* Signal suara di filter dengan kondensator filter (CF) ,besaran frekwensinya di deteksi dengan coil audio detektor, dan keluar melalui audio out . Signal audio siap di umpan ke amplifier.
Untuk audio Nicam ,Signal IF keluaran tuner di pisah jadi dua dengan dua SAW filter . SAW Filter untuk nicam masuk ke sound IF ,signal analog dari SIF di rubah menjadi digital di ic nicam. Setelah di proses secara digital suara di rubah jadi analog dan siap di umpan ke amplifier.

*Signal gambar, frekwensinya di deteksi dengan coil video detektor dan keluar melalui video out.Signal video membawa beberapa jenis frekwensi,yaitu frekwensi gambar hitam putih (Y), frekwensi warna (C), dan sinkron .

*AGC, mendeteksi kekuatan signal yang masuk di penguat if,AGC di hubungkan ke tuner, apabila signal kuat tegangan AGC akan menurun dan mengecilkan kekuatan signal di tuner, apabila signal lemah tegangan di AGC akan naik dan menaikan signal di tuner.Besar kecilnya kenaikan tegangan bisa di atur di AGC kontrol (VR).

*AFT, mendeteksi keakuratan penalaan (VT) pada tuner, Pada dasarnya cara kerja AFT sama seperti AGC ,cuma kalau AFC yang di deteksi ketepatan frekwensi , ketepatan frekwensi bisa di atur di coil AFC. Untuk Tv dengan ic program, AFT di umpan ke ic program. fungsinya untuk memberi isyarat ok ke ic waktu search dan menjaga kestabilan VT ada beberapa jenis tv yang di fungsikan juga untuk automatik stanby waktu acara tv habis (no signal).

* TV modern coil dan CF sudah tidak dipakai pemrosesan audio dan video memanfaatkan oscilator cristal .

Contoh kerusakan dan cara mengatasinya
-Gambar berbintik --> Cek tegangan AGC di tuner.
-Auto search tidak mau memory / tuning bergeser --> cek coil AFT dan coil video detektor kerusakan biasa terjadi pada capacitor di dalam coil.
-Suara berdesah --> cek CF audio, coil audio detektor.
-Suara tidak ada, tombol panel dan remote control sulit respon (macet) ---> cek modul nicam stereo.

Protect polytron mx6202

Cara kerja protek pada IC HBT-00-026 sama seperti cara kerja ic program pada umumnya , yaitu apabila tegangan di pin protek di (0) kan maka ic akan memberi perintah protek/stanby.
Protek pada polytron MX 6202 di sadap dari denyut vertical blanking
Setelah tv nyala ,ic vertikal bekerja di pin Vblk mengeluarkan denyut sinkronisasi (biasanya di manfaatkan untuk sinkronisasi disply vertical) tapi untuk type ini di pakai untuk mensuply tegangan protek. Elko 1uF berfungsi untuk menahan tegangan DC dan meloloskan tegangan AC. Lalu di searahkan oleh deoda dan hasil tegangannya dipakai untuk memberi tegangan di pin protek IC HB-00-026.
Untuk Type ini melumpuhkan protek tidak bisa dengan memotong jamper/jalur,apalagi dengan mencabut ic vertical , karena tegangan di pin protek di dapat dari frekwensi vertical . berbeda dengan type lain pada umumnya, tegangan protek didapat dari B+ melalui resistor dan apabila terjadi kerusakan baru di (0) kan oleh deoda seperti post sebelumnya.
Penulis pernah mengalami protek pada type MX 6202 ini. semuanya tegangan normal vertical juga normal Vblk signal normal, setelah ukur di pin protek HB00-026 pin 62 tegangan Cuma ada 2volt setelah di periksa ternyata elco 1uF kering ,jadi tidak bisa nenghantarkan tegangan ac dengan sempurna.

MENCARI DAN MENGIDENTIFIKASI JALUR PADA TV

Minggu, 21 Februari 2010Kegiatan perbaikan perangkat elektronik tidak lepas dari pengurutan jalur-jalur dan identifikasi jalur. Sebenarnya, cara yang terbaik adalah dengan menghafalkan fungsi kaki-kaki dari IC yang penting-penting saja. Tidak harus menghafal, tetapi seiring dengan perjalanan pengalaman servis, Penulis yakin fungsi-fungsi pin tersebut akan hafal dengan sendirinya.
Saking banyaknya jalur beserta fungsi yang berbeda, untuk membatasi masalah, Penulis hanya mengulas beberapa jalur-jalur penting yang telah menjadi Favorite bengkel elektronik, terlebih TV.

  1. Pin/kaki Tegangan VCC/VDD pada IC
    Salah satu jenis komponen elektronika yang sulit sekali dimasukkan ke dalam IC adalah electrolyte capacitor/condensator (elko). Pada desain-desain rangkaian elektronika, penggunaan elko salah satunya difungsikan sebagai filter tegangan DC, semakin besar nilainya, semakin baik filtrasinya. Elko ini dipasang sedekat mungkin dengan kaki-kaki VCC/VDD IC, jadi untuk menemukan pin/kaki VCC/VDD sebuah IC, tinggal mencari elko yang paling besar nilainya dan terdekat dengan IC. Dengan catatan, salah satu kaki elko mendapatkan tegangan dari luar IC.
    Khusus untuk IC-IC logika (IC digital), seperti CD4052, MC14066, CD4094 dan lain-lain, kemasan dual in-line package (DIP), secara umum pin/kaki VDD/VCCnya berada pada urutan kaki yang terbesar (misal, CD4066, kaki VDD pada pin14, kaki VSS/VEE pada pin7, 24Cxx, VDD=8, VSS=4).

  2. Pin/kaki Reset IC Program
    Hampir semua TV saat ini memakai IC program atau mikro komputer (micom) sebagai otaknya. Sedangkan IC program yang pada dasarnya adalah sebuah komputer mikro/mini tentunya mempunyai kaki yang difungsikan sebagai input Reset.
    Reset merupakan pin/input yang digunakan untuk memberi sinyal kepada IC program supaya IC program menjalankan kembali rutin-rutin/program dari awal. Dalam proses perbaikan, penggunaan metode hard-reset sangat mempermudah dalam mencari kesalahan-kesalahan dalam perangkat TV yang bersifat logik (misalnya status AV, status pinout program, atau untuk mendeteksi normal tidaknya IC program itu sendiri).
    Metode hard-reset dapat dilakukan dengan mengkonsletkan pin reset ic program ke GND/VSS sekitar 1 detian (dalam beberapa type/jenis ic program dengan ‘menarik’ ke VDD).
    Tidak lepas dari desain-desain IC program, kaki reset umumnya dapat ditemukan berada disamping salah satu pin/kaki kristal, ditandai dengan terhubungnya kaki tersebut ke output rangkaian reset. Rangkaian reset dimaksud sering kali terdiri dari IC reset (misal, KIA7045) atau dalam bentuk kombinasi transistor dan komponen lain yang membentuk rangkaian detektor tegangan (melepaskan pulsa/denyut reset jika tegangan yang masuk sudah mencapai ambang yang ditentukan). Jenis rangkaian reset ini sering ditemukan di TV sasis china.
    Untuk keterangan lebih jauh tentang IC program TV, baca artikel Memahami dan Mengenal IC Program TV

  3. Bus Data (I2C)
    Pada artikel Memahami dan Mengenal IC Program TV, telah disinggung tentang fungsi dari bus data, tak lain adalah berfungsi sebagai jalur komunikasi antara komputer mikro tersebut dengan perangkat-perangkat atau IC-IC lainnya. Pada desain-desain TV baru, penggunaan bus I2C menjadi sangat populer karena keringkasannya.
    Cara tercepat mencari bus data adalah dengan mencari dan membaca data IC-IC yang dilengkapi dengan bus data, misalnya IC memori 24Cxx, pin5-nya adalah SDA dan pin6-nya adalah SCL. Semua jalur yang terhubung pada pin-pin tersebut merupakan jalur bus data yang terdiri dari SDA dan SCL. Bagi seorang teknisi, menghafalkan pin-pin ini merupakan tindakan yang penting dilakukan.
    Gangguan-gangguan pada jalur SDA/SCL menyebabkan IC program gagal untuk memerintah/membaca dari perangkat/IC luar. Akibatnya TV tidak menyala (karena subrutin watchdog) atau adanya beberapa fasilitas TV yang tidak berfungsi (misalnya tuner tidak bisa diset). Hal ini sangat logis sekali karena hampir semua fungsi pengontrolan TV diwakili oleh ‘dua jalur’ ini, sehingga perhatian lebih terhadap bus ini sangat penting.

  4. Protek
    Artikel tentang proteksi dan cara menemukan jalur protek, baca artikel Sistem Proteksi Pada TV

  5. Kontrol Power/Standby
    Jika Pembaca pernah membaca artikel tentang Sistem Proteksi Pada TV, di artikel tersebut sudah disinggung beberapa metode untuk ‘mematikan’ perangkat TV yang dilakukan oleh IC program. Secara mudahnya, pin kontrol power dapat ditemukan dengan mengurut masukan/input dari rangkaian-rangkaian power_off tersebut. Pada desain TV yang memakai IC KA78R09 atau 090RDA1 pin power dapat ditemukan dengan mengurut dari pin4 IC tersebut karena secara urut pin-pinnya adalah v_input, v_output, gnd dan v_disabled.
    Pada desain TV yang power-nya mengontrol smps, dapat diurut dari pengontrol optocoupler. Karena optocoupler bagian dari rangkaian error_amp, maka sangat memungkinkan untuk mengontrol tegangan output dari smps menjadi power_on atau power_off.

  6. Kontrol Switch AV
    Seperti halnya mencari jalur bus data, jalur kontrol switch AV dapat dengan mudah ditemukan dengan mencari IC atau rangkaian switch AV-nya terlebih dahulu.
    Beberapa IC switch (logic) yang sering dijumpai antara lain : LA7016 (pin3), CD4066/MC14066 (pin5, 6, 12, 13), 4051 (pin10, 11, 9), 4052 (pin10, 9) dan 4053 (pin11, 10, 9).
    Pada beberapa IC misalnya TDA8361, pin AV switch menggunakan pin16. Sedangkan pada jenis-jenis terbaru, switch AV sudah masuk kedalam IC chroma/jungle dan dikontrol oleh program menggunakan bus data. Meski sudah masuk dalam IC jungle/chroma tetapi tidak jarang juga ditemukan desain yang masih menggunakan swith AV eksternal (semuanya tergantung desainernya).

  7. Volume, Contrast, Color dan Brightness
    Pin-pin IC program yang difungsikan sebagai volume, contrast, color dan brightness berjenis DAC (digital to analog converter). Karena berjenis DAC, cara termudah dengan mengetes kaki-kaki IC program sambil menggerakkan/mengeset volume, contrast, color dan brightness menggunakan tombol panel atau remot.
    Cara tersebut di atas terlihat sangat bertele-tele, tetapi memang cara tersebut yang termudah. Untuk model-model desain baru, pin-pin kontrol ini sudah jarang atau bahkan tidak dipakai lagi dan sudah tergantikan dengan bus data.

  8. VT (Tuning Voltage)
    Seperti halnya pin-pin kontrol volume, pin VT juga berjenis DAC. Pin ini dapat diurut dari kaki VT tuner. Sedangkan untuk mengidentifikasi kaki VT tuner ditandai dengan adanya deretan rangkaian filter RC yang terhubung ke kaki tersebut. Sedangkan ujung/masukan filter RC tersebut terhubung dengan kaki kolektor transistor VT dan basis dari transistor tersebut merupakan input sekaligus output VT dari IC program.
    Pada tuner jenis baru yang menggunakan bus data (SDA, SCL), tegangan konstan VT (30an volt) langsung dimasukkan ke tuner sekaligus rangkaian-rangkaian filter-filter RC dan transistor VT. Untuk menggeser/mengeset frekuensi tuner secara praktis menggunakan bus data.

  9. Audio Mute
    Fungsi audio mute selain dapat direalisasikan dengan mengenolkan tegangan volume, dapat juga dengan rangkaian mute eksternal. Umumnya menggunakan transistor yang kaki kolektornya langsung ‘menyadap’ jalur sinyal audio output (yang masuk ke audio amplifier) dan kaki basisnya dikontrol langsung oleh IC program. Cara kerjanya cukup sederhana, jika kaki basis mendapatkan bias, maka transistor akan ‘membumikan’ sinyal audio pada kolektornya.

  10. VIF Output (Video)
    Proses sinyal IF pada TV analog menghasilkan sinyal video yang masih tercampur dengan sinyal audio. Sebelum sinyal video ini ditampilkan/diproses lebih jauh, sinyal ini harus difilter dulu untuk mengeliminasi sinyal suara yang masih ada di dalam sinyal output VIF tersebut.
    Karena filtrasi sinyal audio pada VIF out mutlak diperlukan, maka cara tercepat mengidentifikasi jalur VIF out dengan mencari rangkaian filternya yang terdiri dari CF yang diparalel dengan lilitan (membentuk notch filter). Sering dijumpai menggunakan CF 5.5Mc diparalel dengan lilitan 15uH.

  11. SIF Input dan Audio Output
    Setelah jalur VIF out teridentifikasi, secara otomatis SIF input juga dapat teridentifikasi. Sebelum sinyal VIF out masuk ke filter/trap, sinyal VIF ini ‘dicabang’ menuju ke SIF input, umumnya melalui CF terlebih dahulu, fungsi CF ini untuk memilih hanya suara saja yang diproses.
    Pada sistem MPX/stereo, SIF input dapat mengambil dan memproses langsung dari pin output IF dari tuner. Sedangkan sinyal audio hasil pemrosesan/deteksi dioutputkan dengan melalui deemphasis terlebih dahulu. Fungsi deemphasis adalah memperbaiki nilai S/N pada audio hasil deteksi. Karena kontrol volume umumnya sudah masuk dalam IC chroma/IF/jungle atau tidak jarang juga yang langsung mengontrol IC audio amplifier, maka output audio dari SIF out langsung menuju ke audio amplifier sehingga lebih mudah diurut.
    Sedangkan cara paling kuno yang terbukti efektif untuk mencari pin input amplifier audio yaitu dengan memegang pin-pin audio amplifier.
  1. ABL
    Pengertian ABL tidak jauh dari kepanjangannya yaitu Automatic Blanking Limiter, yang berarti pembatas cahaya/terangnya layar secara otomatis. Jika terdapat gangguan pada sistem ABL, gambar menjadi tidak kontras atau bahkan gelap (sramun-sramun istilah jawanya). Tidak hanya itu, tabung yang sudah lemah juga mengakibatkan efek yang sama, karena sudah diluar batas ABL.
    Cara kerja ABL adalah dengan mengendalikan preset kontras/brightness tergantung dari terang tidaknya layar/gambar. Ketika kontras dinaikkan, tegangan adjust kontrast akan naik dan dipertemukan dengan tegangan ABL melalui dioda. Dioda ini akan mengerem/mengurangi tegangan adjust tersebut berdasarkan tegangan pada pin ABL yang prinsipnya menurun ketika layar menampilkan gambar yang terang.
    Jadi cara termudah untuk mencari jalur ABL adalah dengan mencari pin kontrol kontras pada IC chroma atau sebaliknya yaitu dari pin ABL pada FBT. Cara yang pertama cukup dengan membaca datasheet IC chroma dengan mencari pin-out yang berfungsi sebagai adjusment contrast/brightness. Pada jenis-jenis IC chroma yang baru, pin control kontras tidak ‘dikeluarkan’ dan cara mengesetnya dengan data secara internal sedangkan untuk melengkapi fungsi ABL, pada ic tersebut dilengkapi dengan pin ABL/ACL tersendiri.
    Cara yang kedua adalah dengan mencari pin ABL pada kaki TFB, dengan cara menggunakan multitester, set pada x10Kohm, taruh hubungkan probe positif ke anoda/kop flyback, jika jarum bergerak kemudian balik polaritas/probenya, jika sama dengan mengetes dioda, berarti pin yang mendapatkan probe positif adalah kaki ABL TFB.
  2. AFC
    IC jungle, berfungsi sebagai generator/osilator frekuensi horisontal, yang dalam sistem PAL sekitar 15625Hz dan bekerja secara free running (bekerja pada frekuensi tidak tentu, bisa naik/turun dalam band/rentang tertentu). Frekuensi yang dihasilkan ini dikuatkan oleh rangkaian driver yang kemudian digunakan untuk menghidup-matikan TFB. Selama proses penguatan tersebut, frekuensi ini mudah sekali bergeser, dimulai dari bergesernya fasa hingga bergesernya frekuensi.
    Automatic Frequency Control dimaksudkan untuk menahan frekuensi tersebut supaya tetap terkunci dan sefasa dengan sumbernya. Untuk lebih mudahnya, ketika osilator horisontal dinyalakan dan sebelum ada sinyal video, sinyal/frekuensi horisontal berada pada nilai tertentu (katakan saja 15250Hz) yang dikuatkan hingga ke tahap FBT, kemudian pulsa dalam FBT ‘disensor/dicuplik’ untuk menghasilkan sinyal/pulsa AFC. Karena pembanding fasa pada rangkaian osilator horisontal mendapatkan pulsa AFC tersebut, maka secara otomatis osilator tersebut segera menyesuaikan diri dengan mengadjust outputnya tetap pada frekuensinya. Begitu juga ketika ada sinyal video, dimisalkan sebelumnya osilator sudah terkunci pada 15250Hz lalu ada sinyal video berformat PAL yang masuk dalam pemisah syncronisasi yang salah satunya menghasilkan pulsa syncronisasi horisontal (H-SYNC), pulsa ini digunakan untuk mengadjust frekuensi osilator horisontal pada format PAL yaitu 15625Hz. Karena frekuensi output sudah berubah, secara otomatis sinyal/pulsa AFC juga berubah yang akhirnya mengunci osilator tetap pada frekuensi PAL tersebut.
    Berdasarkan cara kerja yang diulas diatas, jalur AFC dapat dengan mudah ditemukan dengan mencari jalur ‘penculik’ yang mengambil sampel pulsa dari FBT menuju ke osilator horisontal. Pada umumnya menggunakan pin/kaki FBT tersendiri yang dinamakan pin AFC atau sekedar nimbrung di salah satu sekunder FBT.
    AFC, selain digunakan sebagai pengunci frekuensi horisontal, juga digunakan sebagai pemandu bagi osilator OSD yaitu memandu kordinat/lokasi OSD horisontal yang akan ditampilkan oleh IC program.


SISTEM PROTEKSI TV Bagian II

Minggu, 07 Februari 2010Proteksi Over Voltage dan No Voltage

Pada bagian ini hanya mengulas lebih jauh tentang proteksi Over Voltage dan No Voltage, untuk proteksi suhu dan sinkronisasi tidak diulas karena umumnya sudah masuk dalam komponen aktif. Sedangkan ulasan tentang pintu-pintu/port/pin dan logika proteksinya sebagai berikut :

  1. Memanfaatkan Pin/kaki IC program
    Seperti telah diketahui sebelumnya bahwa IC program merupakan ‘otak’ dari perangkat TV maka cara termudah yaitu dengan memanfaatkan pin/port ic program untuk sensor proteksi. Keuntungan lain dari penggunaan pin/port adalah dimungkinkannya membuat suatu prosedur debugging dan self test (menampilkan kode kedip jika error).
    Pada kondisi normal, pin/port tersebut pada umumnya berlogika 1 (tegangan pada port/pin mendekati VCC/VDD IC program) dan untuk menjamin tegangan pada pin/port tersebut selalu pada logika 1 dipasanglah R pull up (pada sharp xpression menggunakan 100K). Ketika terdeteksi menurunnya tegangan pada pin/port ini, maka cpu/IC program akan menjalankan prosedur proteksi (mematikan perangkat, umumnya mematikan osilator horisontal).
    Karena secara normalnya berlogika 1 (High), maka output dari detektor No Voltage dapat langsung dihubungkan ke pin/port tersebut. Sedangkan untuk mendukung deteksi Over Voltage pada pin/port yang sama, maka output dari detektor Over Voltage tersebut harus ‘dibalik’ terlebih dahulu, umumnya menggunakan rangkaian 1 transistor yang disusun menjadi gerbang NOT (jika input=Hi maka output=Lo dan sebaliknya). Rangkaian gerbang ini mutlak diperlukan karena detektor Over Voltage menghasilkan tegangan jika terdeteksi tegangan lebih (berlawanan dengan detektor No Voltage).

  2. Memanfaatkan Pin/kaki EHT protection pada IC jungle/osilator
    Tidak seperti pin/port ic program, pin/kaki EHT secara umum normalnya berlogika 0 (Low, tegangan 0V atau beberapa volt saja). Tidak semua type IC selalu menggunakan 0V ketika normalnya, banyak juga tipe IC yang secara normalnya menggunakan volt/tegangan tertentu (tegangan ambang proteksi). Jumlah tegangan ambang proteksi tergantung type IC yang dipakai. Tetapi pada dasarnya sama, yaitu jika terdeteksi naiknya tegangan yang mencapai ambang proteksi pada pin/kaki tersebut maka IC jungle/osilator segera mematikan/men-disable pulsa horisontal (H-OUT). Hampir semua jenis ic jungle/osilator dilengkapi dengan fasilitas ini.
    Karena secara normalnya berlogika 0, maka pin/kaki EHT protection ini sangat efektif untuk proteksi X-ray dan Over Voltage. Proteksi yang menggunakan pin/kaki ini umumnya menyensor tegangan heater, tegangan ABL, atau tegangan-tegangan lain yang berasal dari sekunder TFB.

  3. Memanfaatkan pin/kaki/kontrol standby pada smps/ac-matic
    Model ini dapat ditemukan pada TV model jadul, desain dan proses servis menjadi agak rumit karena langsung mengontrol output dari smps/ac-matic. Sebagai contoh pada national/panasonic yang memakai AN5601K dan STR-51213. Pin5 dari STR51213 merupakan kontrol standby (on/off) power supply, rangkaian proteksinya ‘disisipkan’ pada blok kontrol standby tersebut.

Protek atau Standby

Kondisi TV standby secara umum cirinya adalah TFB atau horisontal tidak bekerja, tegangan-tegangan sekunder tidak ada (tegangan B+, tegangan ke tuner/peripheral dan tegangan sekunder lain) dan masih ada tegangan untuk IC program atau sering disebut V_STANDBY. Untuk menghasilkan tegangan V_STANDBY pada TV model jadul sering menggunakan trafo tersendiri atau ‘mengambil’ dari AC_IN 220V dengan resistor, tetapi pada model-model yang lebih baru cenderung menggunakan smps/ac-matic yang ‘jadi satu’ dan dapat dikontrol on/off-nya. Tujuannya tak lain adalah guna mendukung power saving (ngirit setrum).
Berdasarkan sistem proteksi yang secara urut prosesnya adalah TV keadaan standby, kemudian di-onkan oleh ic program, menyala beberapa saat, kemudian terdeteksi adanya ketidak beresan, akhirnya IC program kembali men-standby TV (menjalankan prosedur proteksi).
Kondisi standby dikontrol oleh ic program. Sedangkan syarat IC program bisa mengontrol, IC program harus sudah running/berjalan/aktif. Sedangkan syarat IC program running/aktif harus dalam kondisi normal, ada VCC standby, melalui proses reset dan mempunyai denyut/clock.
Jadi kesimpulannya, kondisi standby tidak selalu disebabkan oleh protek. Sedangkan protek selalu mengakibatkan standby.

Identifikasi Jalur Proteksi

Dalam proses servis, identifikasi jalur proteksi dimaksudkan untuk ‘melumpuhkan’ sementara proteksi dari perangkat TV yang sudah dilengkapi dengan proteksi. Jika proteksi tidak dilumpuhkan, proses servis menjadi lebih lama karena TV akan selalu kembali ke kondisi standby.Jalur proteksi dapat diidentifikasi dengan cara sebagai berikut :

  1. Cari jalur-jalur tegangan sekunder vital, misalnya, tegangan untuk vertikal, tegangan heater, tegangan RGB out (180V) dll. Tidak jarang juga pada tegangan hasil penyearahan dari sistem output amplifikasi, misalnya output vertikal (pump-out), pulsa-pulsa ini diubah tegangannya menjadi DC lalu besar tegangan DC-nya disensor (misalnya pada polytron/digitec).

  2. Pada umumnya jalur jalur tersebut disensor dengan menggunakan dioda (skema rangkaian pada bagian 1 artikel ini). Utamakan cari yang berjenis detektor No Voltage.

  3. Tiap-tiap output dari detektor No Voltage tersebut bertemu dalam satu jalur, jalur inilah yang dinamakan jalur proteksi.

  4. Untuk menentukan jenis kondisi normalnya, carilah resistor pull_up (resistor yang dihubungkan menuju ke titik/jalur VCC/tegangan) atau pull_down (resistor yang dihubungkan menuju ke titik/jalur GND) pada jalur proteksi tersebut. Jika ditemukan resistor pull_up pada jalur proteksi tersebut berarti kondisi normalnya berlogika 1 (high, tegangan mendekati VCC, jika drop/turun akan protek) dan sebaliknya jika ditemukan resistor pull_down.

Prosedur Proteksi oleh IC Program

Ketika IC program mendeteksi adanya ketidak normalan pada pin proteknya, IC program segera menjalankan prosedur proteksi yang secara umum langsung mematikan/men-standby perangkat tv (metode mematikan diulas di bagian 1 artikel ini).
Pada beberapa merk, misalnya pada Sharp universe/wonder, prosedur proteksi diawali dengan mematikan/men-standby perangkat TV, kemudian IC program memberikan kode kesalahan berupa kode kedip dengan jumlah kedipan tertentu tergantung jenis proteksinya (baca proteksi dan kode kedip TV sharp).

Tips perbaikan

  • Cari/identifikasi jalur proteksi terlebih dahulu.

  • Cari/Identifikasi jenis logika proteksi (apakah pull_up atau pull_down).

  • Jika sudah ditemukan jalur proteksinya, lumpuhkan proteksi SATU PERSATU, jangan melumpuhkan langsung pada pin/port/pintu-pintu proteksi (misalnya pada sasis sharp wonder/universe dengan melepas jumper 223). Karena jika melumpuhkan pada port/pintu/pin proteksi, lokasi penyebab protek akan sulit ditemukan, dengan kata lain pelumpuhan total. Pelumpuhan total ini hanya efektif untuk ‘melihat’ kerusakan yang tampil dilayar.

  • Sedangkan maksud dari melumpuhkan satu persatu adalah melumpuhkan satu titik proteksi, lalu dicoba dinyalakan, jika masih protek berarti bukan blok tersebut yang rusak, kemudian sambung lagi proteksinya. Langkah ini berlaku untuk semua titik-titik yang disensor.

  • Cara melumpuhkannya dengan melepas hubungan output sensor proteksi (melepas salah satu kaki dioda/zener atau melepas dioda protek).

  • Jika jenis proteksinya merupakan deteksi tegangan, bukan detektor No Voltage, bukan juga deteksi Over Voltage dan tidak ditemukannya resistor pull_up/pull_down, maka untuk melumpuhkannya dengan memberi tambahan resistor pull_up bernilai sekitar 4K7 menuju ke V_STANDBY. Untuk pull_down tinggal kebalikannya (pull/tarik ke GND). Contoh jenis ini adalah polytron/digitec yang menyensor tegangan DC hasil penyearahan vertical out (pump_out).

  • Terakhir, perbaiki satu bagian yang bermasalah tersebut, coba pasang kembali proteksinya dan nyalakan TV.

Pelajaran Berharga

Perbaikan perangkat TV yang sudah dilengkapi dengan proteksi sebenarnya tidak ’seseram’ yang dibayangkan. Dengan adanya proteksi sebenarnya sangat membantu dalam mencari biang kerok kerusakannya, karena pada dasarnya proteksi dipasang hampir pada semua bagian/blok dari perangkat TV. Atau dengan kata lain, tiap-tiap blok sudah terlindungi oleh sistem proteksi, jika ada kerusakan jarang sekali merembet. Sistem proteksi ‘sering’ dijumpai pada TV yang bermerk dan anehnya, TV yang bermerk menjadi ‘arena’ ganti mesin, padahal ‘otaknya’ masih normal.

Thank's to zaeal electronic

SISTEM PROTEKSI TV Bagian I

SEBELUM MELANGKAH
Sebelum mengulas lebih jauh tentang proteksi, sebaiknya diulas dulu sistem ON/OFF atau sistem standby dari perangkat TV. Metode-metode standby antara lain :
  1. Menghidupmatikan power supply, ciri power supply ini adalah mempunyai besar tegangan output yang ‘jauh’ berbeda ketika ON dan STANDBY. Jika diurut pin out power control dari IC program langsung mengontrol power supply. Hampir sebagian besar TV saat ini menggunakan sistem standby jenis ini.

  2. Menghidupmatikan tegangan H-VCC. Misalnya mesin sasis china, yang dihidupmatikan adalah tegangan H-VCC yang mensupply ic osilator. Contoh lainnya adalah TV-TV era ic TDA8361, TA8690AN. Tegangan output power supply jenis ini tetap.

  3. Menghidupmatikan tegangan bias untuk transistor driver horisontal. Jenis ini dapat ditemukan di sasis TV sharp yang menggunakan TDA83xx, sedangkan H-VCC terus-menerus mendapatkan tegangan. Tegangan output power supply jenis ini tetap.

  4. Melalui bus data, I2C (SDA/SCL), jenis ini jarang ditemui. Hampir semua ic jenis baru, support untuk metode ini.

  5. Kombinasi, selain menghidupmatikan H-VCC juga menghidupmatikan Power Supply.

PINTU ATAU PIN-PIN PROTEKSI
  1. Pin IC program, karena IC program merupakan ‘otak’ dari perangkat TV, maka pada IC program dilengkapi dengan pin protek. Umumnya berjenis high state, yaitu normalnya pada level/logika high (tegangan hampir/sama dengan VCC). Jika terdeteksi menurunnya tegangan pada pin ini, maka IC program akan segera menshutdown perangkat TV.

  2. Pin IC jungle/chroma/osilator. Umumnya, pada IC jenis baru (misalnya AN5606, TDA836xx, dll) dilengkapi dengan pin proteksi EHT, pada pin ini umumnya berjenis Low State, yaitu berlogika Low (0 volt atau beberapa volt saja ketika normal). Jika terdeteksi tegangan yang melebihi ambang tegangan proteksi, maka IC segera mematikan osilator horisontal.

  3. Power supply control, dapat ditemukan di TV model-model jadul, jika ditemukan tidak normal maka rangkaian proteksi akan segera mematikan/me-standby powersupply.


SISTEM PROTEKSI MENURUT BENGKEL
Adanya sistem proteksi pada TV, bukan berarti dengan melepas/melumpuhkan proteksi sudah dianggap selesai garapan TVnya. Banyak bengkel yang hanya melepas protek dan langsung bayaran, tanpa menghiraukan fungsi dari protek tersebut.

JENIS-JENIS PROTEKSI
  1. Proteksi Tegangan Lebih Arus Besar (OverVoltage 1)
    Jenis proteksi ini difungsikan untuk melindungi perangkat dari bahaya/tegangan petir atau naiknya tegangan AC_IN. Ciri proteksi terhadap petir yaitu dengan ditemukan adanya kabel yang dihubungkan dari GND tuner menuju ke ‘titik yang tidak terhubung’ didekat konektor input AC_IN. Prinsip dasarnya menggunakan kapasitas tegangan maksimal kapasitor. Jika diamati, kabel tersebut dihubungkan kepada jalur PCB yang ‘sengaja’ dibuat untuk lintasan elektron/tegangan menuju ke jalur listrik input. Jika ada tegangan yang melebihi kapasitasnya, maka tegangan/elektron tersebut akan ‘dibuang’ begitu saja menuju ke jala-jala listrik.
    Proteksi arus besar lainnya adalah proteksi tegangan AC_IN, menggunakan komponen sejenis zener tegangan AC (DIAC), pada komponen ini dapat dibaca tegangan kerjanya. Penempatannya secara paralel terhadap AC_IN dan setelah sekring. Jika ada tegangan yang melebihi batas komponen ini maka komponen akan konslet dengan sendirinya, karena konslet, akhirnya sekring putus. Bentuk fisik komponen dimaksud mirip dengan kapasitor tegangan tinggi, dan umumnya berwarna biru muda.
  1. Proteksi Tegangan Lebih Arus Kecil (OverVoltage 2)
    Fungsi proteksi ini untuk mendeteksi tegangan berlebih pada titik yang disensor. Komponen utama yang dipakai umumnya menggunakan dioda zener. Pada dasarnya, dioda zener akan menghasilkan tegangan selisih jika dialiri arus secara mundur/terbalik. Untuk lebih jelasnya lihat skema berikut ini :

    Pada skema diatas, tegangan output (VOUT) dihasilkan dari perhitungan VIN – VZ. VZ adalah tegangan kerja dari zener. Rumus tersebut hanya penyederhanaan, tidak mengikutkan elemen R LOAD.
    Dari rumus tersebut dapat disimpulkan bahwa jika ada tegangan output (VO) berarti tegangan input sudah melebihi dari tegangan yang ditentukan (VZ). Kesimpulannya, ada tegangan jika protek.

  2. Proteksi Tidak Ada Tegangan (NoVoltage)
    Tidak seperti proteksi Over Voltage, proteksi ini menyensor ada tidaknya tegangan pada suatu titik. Coba amati skema berikut :

    VIN merupakan tegangan stabil, umumnya sebesar tegangan VCC ic program (5V atau 3V3). Tegangan VIN melalui R_PULL_UP hingga menjadi tegangan VOUT. Persyaratan utama dari sensor ini adalah tegangan VOUT tidak boleh melebihi dari V_DIPROTEK. Sedangkan R_LOAD adalah beban pada tegangan yang disensor.
    Cara kerjanya cukup sederhana, jika tegangan yang disensor tidak ada, maka tegangan out (VOUT) akan dikonsletkan oleh dioda (lihat arah panah dioda) sehingga VOUT akan turun nilainya (akibat R_LOAD). Derajat/besar penurunan tegangan VOUT inilah yang disensor. Sebaliknya, jika ada tegangan pada titik yang disensor, secara otomatis tegangan VOUT akan tetap karena tegangan yang disensor tidak akan ‘melompati’ dioda (kecuali dioda proteksinya bocor/rusak). Kesimpulannya, tidak ada tegangan jika protek.

  3. Proteksi Suhu Lebih (OverThermal)
    Pada rangkaian TV modern, proteksi ini sudah masuk dalam komponen aktif, misalnya STR-Wxxxx. Cara kerjanya hanya menyensor jika suhu kerja melebihi dari titik proteksinya.

  4. Proteksi Emisi Sinar X (X-RayProtection)
    Salah satu radiasi/emisi yang ‘tidak dikehendaki’ dari tabung elektron adalah emisi sinar X. Secara alami, tabung elektron akan mengemisikan sinar X pada nilai tertentu yang diperbolehkan. Jika tabung mendapatkan tegangan kerja yang melebihi dari tegangan normalnya, maka kuantitas sinar X yang dihasilkan juga membesar sehingga berbahaya bagi pemakainya. Pada CRT modern, sudah dilengkapi dengan screen protektor yang tujuannya untuk mengurangi emisi tersebut. Bukan hanya tegangan HV yang mempengaruhi tingkat emisi, terang tidaknya gambar juga mempengaruhi kuantitas emisinya.
    Selain pemasangan screen protektor, tegangan HV untuk supply CRT juga disensor, karena untuk menyensor tegangan HV (yang pada TV 14in sekitar 20 an kilovolt) sangat sulit sekali maka untuk menyensor tegangan tersebut menggunakan kaki ABL dari TFB. Prinsipnya adalah besar tegangan ABL akan selalu mengikuti dari terang tidaknya layar. Jika CRT terang, secara otomatis CRT akan menarik banyak elektron, sehingga tegangan ABL juga akan turun.
    Sebaliknya, jika CRT menampilkan gambar gelap, tegangan ABL akan naik. Yang disensor adalah titik minimum dari tegangan ABL. Tidak boleh kurang dari level/tegangan minimum yang ditentukan.
    Selain tegangan ABL, proteksi X-Ray juga menggunakan proteksi OverVoltage yang menyensor tegangan sekunder TFB, misalnya tegangan Heater. Sensor yang dipasang pada titik arus katoda juga dapat difungsikan sebagai proteksi X-Ray, misalnya pada pin5 IC RGB out (TDA6107) merupakan sensor IK (cathode current). Prinsip kerjanya adalah mengeluarkan tegangan yang mirip dengan ABL tetapi besar tegangannya terbalik, semakin terang, semakin tinggi tegangannya.

  5. Proteksi Sinkronisasi
    Tanpa sinyal video, perangkat tv dengan sendirinya akan menghasilkan sinyal SandCastle (gambar semut/pasir) yang ditampilkan. Frekuensi-frekuensi free running (horisontal dan vertikal) diset pada nilai-nilai tertentu (tergantung model dan jenis IC-nya). Jika ada sinyal video, sync separator (pemisah sinkronisasi) akan mengadjust frekuensi-frekuensi tersebut berdasarkan sinyal sinkronisasi yang dibawa oleh video. Jika gagal dalam penyinkronan, secara otomatis akan protek.
    Sinkronisasi vertikal membutuhkan pulsa vertikal out, sedangkan sinkronisasi horisontal membutuhkan sinyal AFC dari TFB. Jadi sinkronisasi tujuannya untuk mengunci frekuensi-frekuensi osilator freerunning tersebut berdasarkan sinyal video yang masuk. Proteksi sinkronisasi umumnya sudah masuk dalam IC jungle/osilator.
Sumber  : http://ee-smart.blogspot.com/search/label/TV